Selasa, 10 Juni 2014

Refleksi Ibadah Syukur Kelahiran dan Kehamilan

Nas Bacaan    : Mazmur 139 : 1-14.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus !!!
Hari ini kita berkumpul bersama untuk mengadakan ibadah pengucapan syukur berkenaan dengan 3 peristiwa besar masing-masing ; Bertumbuhnya benih dalam rahim  Anya, bertambah setahun usia bagi ibu Tie dan hadirnya anggota keluarga baru dengan lahirnya anak dari Lion, cucu kedua dari Bapa Jop dan Ibu Tie. Saya mengamati seluruh keluarga berada dalam suasana sukacita.
Hari-hari sebelumnya juga kita terlibat dalam suasana yang sama untuk mengucap syukur, dan mungkin besok dan seterusnya kita juga akan terlibat dalam pengucap syukur. Maksudnya adalah dari waktu ke waktu sebagai umat beriman kita selalu dilibatkan dan terlibat dalam pengucapan syukur. Ada syukur Hari Ulang tahun kelahiran, ada syukur ulang tahun perkawinan, ada syukur karena anak naik kelas, anak lulus ujian, syukur karena naik pangkat dan golongan, syukur karena masuk rumah baru, Syukur karena usaha berhasil, syukur karena sembuh dari sakit,  tetapi juga kita terlibat dalam syukur atas meninggalnya orang-orang yang kita kasihi.
Pertanyaan sederhana yang patut dikedepankan adalah mengapa kita bersyukur ???  Dan patutkah kita bersyukur ???
Pertanyaan ini menurut saya penting sekali di kedepankan dengan maksud untuk melakukan evaluasi dan refleksi tentang apa makna pengucapan syukur yang sesungguhnya. Hal ini penting oleh karena banyak orang yang sudah menghubungkan pengucapan syukur itu dengan pestaria, dengan makan enak, dengan minum sampai mabuk, dan mengabaikan makna sesungguhnya dari pengucapan syukur.
Alkitab bicara sangat banyak tentang mengapa Israel mengucap syukur. Ketika panen berhasil umat mengucap syukur, ketika usaha peternakan berhasil umat mengucap syukur, ketika umat terbebas dari tekanan dan penderitaan mereka mengucap syukur. Ketika umat terlepas dari jaring maut mereka mengucap syukur. Disini mengucap syukur adalah sebuah refleksi iman umat, kepada Allah bahwa segala sesuatu yang mereka peroleh, segala sesuatu yang mereka alami adalah karena karya Allah yang dahsyat.
Refleksi iman ini sekaligus merupakan pengakuan iman umat bahwa ; Allah Israel yang mereka imani, yang mereka yakini adalah Allah yang hebat dan perkasa yang mampu melakukan segala perkara.
Dan pada pihak yang lain, mereka adalah orang-orang yang tidak mampu dan tidak berdaya dihadapan Allah dan karena itu hidup mereka sepenuhnya tergantung kepada Allah.
Kenyataan ini mendorong setiap orang yang mengucap syukur untuk melihat momentum pengucapan syukur sebagai upaya sadar untuk memasrahkan  hidup kita pada Tuhan.

Dan karena itu ketika kita terlibat disaat ini untuk bersama-sama bersyukur atas perbuatan Tuhan bagi keluarga disini  itu pertanda bahwa kita senua tengah memasrahkan hidup kita pada Tuhan.
Dalam memaknai pengucapan syukur sebagai sikap memasrahkan diri kepda Tuhan itu Raja Daud menghadapkan melalui teks bacaan kita tadi tiga hal penting untuk direnungkan ;

Pertama ; Dalam ayat 1 sampai dengan 6 Raja Daud yang bertutur, bahwa Tuhan Allah yang diimani dan diyakininya adalah Allah yang Maha Tahu. Ini adalah sebuah Pengakuan Iman Daud yang didasarkan atas pengalaman hidupnya sehari-hari.
Menurut Daud Allah mengetahui dengan sangat jelas, bukan samar-samar segala sesuatu yang dilakukan oleh Pemazmur. Entah dia duduk atau berdiri, berjalan atau berbaring. Apapun yang dilakukan pemazmur Tuhan tahu. Bukan Cuma apa yang dilakukan pemazmur yang Tuhan tahu, tetapi apa yang ada dalam pikiran pemazmur juga Tuhan tahu. Tuhan mengenal pikiran manusia. Tuhan mengenal hati manusia.
Saudara-saudara…..
Manusia memang tahu banyak hal. Kita bersekolah tinggi sampai tahu banyak hal. Ada yang mengambil jurusan ekonomi dan karena itu tahu banyak hal tentang soal-soal ekonomi. Ada yang mengambil jurusan hokum dan karena itu tahu banyak hal tentang hokum. Ada yang mengambil jurusan teologi sehingga tahu banyak hal yang berkaitan dengan soal-soal teologi dstnya. Artinya manusia tahu banyak, tetapi tidak Maha Tahu seperti Allah.
Kita mungkin menguasai computer, tetapi saat ini kita tidak tahu saudara kita yang ada disana itu sudah makan atau belum. Ini bedanya kita dengan Tuhan. Tuhan tahu segalanya.
Tuhan tahu apa yang menjadi keinginan Bapa Jop dan Ibu Tie dalam meramu hari-hari hidupnya. Tuhan tahu apa yang menjadi keluhan dan rintihan Bapa Jop dan Ibu Tie. Tuhan tahu apa yang sementara dirancang untuk dilakukan oleh Bapa Jop dan Ibu Tie. Apa yang diharapkan Ibu Tie dari bertambahnya usia yang dialami saat ini juga Tuhan tahu.
Tuhan juga tahu keinginan untuk memperoleh bayi dari Jefry dan Anya. Tuhan juga tahu ada kekecewaan dari Jefry dan Anya, ketika momongan yang diharapkan itu tertunda-tunda. Tuhan juga tahu bagaimana perasaan sukacita yang saat ini dialami oleh kedua saudara, ketika kandungan Anya mencapai usia ke tujuh.
Tuhan juga tahu bagaimana perasaan Lion dan istrinya ketika memperoleh bayi, dan Bapa Jop serta Ibu Tie yang memperoleh cucu kedua.

Apa yang mau dihadapkan firman ini kepada kita terutama keluarga ini ??? Bahwa karena Tuhan tahu maka Ia selalu tahu untuk memberikan segala sesuatu tepat pada waktunya.
Kita manusia kadang-kadang kurang sabar. Kita kadang-kadang kurang tekun, dan kadang-kadang pula tidak sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Karena itu yang harus kita lakukan disaat-saat seperti ini adalah mengandalkan Tuhan dalam seluruh proses hidup kita dan jangan yang lain.
Pertanyaan berikut yang patut kita renungkan adalah ; Kalau Tuhan Maha Tahu, mengapa kita harus meminta, bukankah Tuhan tahu apa yang menjadi keinginan kita. Jawabnya adalah ketika kita meminta, kita menyelaraskan keinginan kita dengan keinginan Tuhan. Sebab bukankah ada banyak keinginan kita yang tidak selaras dengan keinginan Tuhan ???
Demikian pula kalau Tuhan tahu, mengapa Tuhan membiarkan kita melakukan hal-hal yang jahat ???Tuhan memberikan kita kehendak bebas. Tuhan tidak menjadikan kita seperti robot. Tetapi di dalam kebebasan itu Tuhan yang Maha Tahu itu ingin agar kita melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Ini penting.

Saudara-saudara,…..
Kedua : Tuhan yang Ia imani dan Ia yakini adalah Tuhan Yang Maha Ada. Artinya Tuhan ada dimana-mana. Bahwa karena Ia ada dimana-mana maka Ia tahu segala sesuatu. Dan karena Ia ada dimana-mana maka manusia tidak bisa melarikan diri dariNya, tidak bisa bersembunyi dariNya. Jangankan diujung langit, dibawah bumi bahkan di dunia orang matipun Tuhan ada. Di dalam kegelapan yang sangat pekatpun Tuhan ada. Ada peribahasa Arab bilang begini, “Tuhan melihat semut hitam di malam pekat, di atas batu hitam”.
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa kita tidak bisa bersembunyi dan menyembunyikan segala perbuatan salah yang kita lakukan sehari-hari. Mungkin kita bisa menyembunyikan sesuatu dari atasan kita, istri kita suami kita, anak-anak kita, tapi tidak untuk Tuhan. Karena itu bila kita hendak melakukan sesuatu, serentak dengan itu kita sadar bahwa Tuhan ada bersama kita, agar yang kita terbebas dari melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendakNya.

Saudara-saudari,…
Ketiga ; Bahwa Tuhan yang Ia  Imani adalah Tuhan yang menciptakannya.
Sebab Engkau yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. (ayat 12).
Pernyataan ini menegaskan tentang ketergantungan pemazmur dan kita semua kepada Allah.
Kita ada karena Tuhan yang menghendakinya. Anak-anak kita lahir dengan selamat karena Tuhan menghendakinya. Istri kita hamil karena Tuhan menghendakinya. Buah kandungan adalah sebuah upah, anugerah Tuhan. (Mazmur 127 ; 3b).
Kita jadi itu dan ini, karena Tuhan menghendakinya. Tidak ada istilah kebetulan bagi orang yang percaya pada Tuhan. Segala sesuatu diatur oleh Tuhan, sesuai dengan kehendakNya. Karena itu bersyukurlah atas segala sesuatu yang kita alami dalam hidup ini. Mungkin saja ada orang yang mencelakai dan menciderai kita dan Tuhan merestuinya. Bukan Tuhan jahat dan tidak sayang kepada kita, tetapi dengan peristiwa itu Tuhan membuat kita semakin kuat menjalani hidup. Selamat mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia mengetahui apa yang kita rasakan dan apa yang kita harapkan, sebab Ia ada disamping kita,Amin.

0 komentar:

Posting Komentar